Jelawat, Ikan Endemik yang Berjuang untuk Bangkit

Ikan endemik Indonesia memang seakan makin terpinggirkan nasibnya. Faktor yang membuat hal buruk ini menjadi kenyataan antara lain habitat yang rusak dan eksistensi ikan-ikan invasif yang lebih kuat dalam bersaing di dalam, membuat banyak ikan-ikan endemik semakin terancam populasinya.

Ikan jelawat menjadi salah satu ikan endemik yang saat ini butuh ‘kebangkitan’ karena populasinya di alam kian mengenaskan.

Namun, baru-baru ini Pemerintah Lampung melakukan sebuah langkah yang positif guna menyelamatkan ikan jelawat.

Langkah apakah itu?

Degradasi lingkungan dan habitat membuat eksistensi ikan jelawat yang secara alami terdapat di Sumatra dan Kalimantan kian memprihatinkan. Pemerintah Lampung punya komitmen besar untuk menyelamatkan ikan endemik ini.

Pemerintah Lampung selama dua tahun terakhir sering melepas benih ikan endemik ke perairan lokal. Ikan-ikan tersebut adalah ikan baung, belida dan ikan jelawat. Upaya restocking ini untuk membuat eksistensi ikan-ikan endemik bisa kembali subur di alam.

Upaya untuk mengembalikan ikan jelawat agar memiliki populasi yang stabil juga dilakukan oleh KKP yang mengembangbiakkan ikan jelawat di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, Provinsi Jambi.

Ikan jelawat disana dihasilkan lewat metode induce breeding, jadi semua benih juga merupakan hasil budidaya, bukan tangkapan alam. Ikan jelawat selain unik sebagai ikan hias, bagus juga nilainya untuk dijual sebagai ikan konsumsi.

Hal inilah yang membuat pemerintah lewat KKP terus berkomitmen untuk menjaga dengan melakukan budidaya untuk ikan yang di Malaysia dikenal dengan nama Ikan sultan ini. Seperti belida, kini jelawat sudah menjadi ikan endemik yang paling sering direstocking benihnya ke alam.

Apresiasi besar juga untuk lembaga pemerintah dan KKP yang mulai melepaskan ikan-ikan endemik, bukan ikan mas atau ikan nila lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *