Channa Orientalis, Kembaran Limbata Yang Tidak Populer di Indonesia
Jenis channa memang ada banyak, namun tidak semuanya dikenal luas oleh para penghobi. Umumnya, channa yang berasal dari India masih lumayan banyak yang terdengar asing karena ikan-ikan yang dikirim ke Indonesia sebagai ikan hias hanya beberapa spesies saja.
Channa orientalis termasuk salah stau jenis channa yang masih belum banyak diketahui. Ditambah, kehadiran mereka di pasaran lokal juga hampir tidak pernah terlihat.
Mengapa channa ini tidak populer di Indonesia? Apakah karena bentuknya atau keberadaannya yang semakin jarang? Yuk, simak artikel di bawah ini!
=============================================
Bentuk Fisik:
Ikan ini memiliki bentuk tubuh yang memanjang dengan kepala yang besar dan mulut yang agak lebar. Bagian atas tubuhnya cenderung coklat dengan bintik-bintik gelap yang terdapat di seluruh tubuh, memberikannya penampilan yang menarik.
Sirip punggungnya memiliki garis-garis hitam yang kontras, dan sirip ekornya cenderung bercorak dengan warna yang lebih cerah. Sekilas, bentuk ikan ini sangat mirip seperti channa limbata/gachua yang populer di kalangan para penghobi.
Namun, struktur badannya yang sedkit gempal menyerupai channa andrao yang sejak 1 dekade lalu sangat digandrungi oleh para peicnta ikan predator lokal. Ukuran maksimal ikan ini hanya 10cm, membuat mereka menjadi salah satu jenis channa yang paling mungil.
Penyebaran Wilayah:
Ceylon Snakehead (Channa orientalis) umumnya ditemukan di perairan tawar, khususnya di aliran air yang teduh, di bagian barat daya Sri Lanka. Meskipun kadang-kadang dianggap juga ditemukan di negara-negara lain, klaim tersebut sebenarnya adalah identifikasi yang keliru terhadap spesies yang serumpun, biasanya channa gachua.
Populasi mereka di Sri Lanka juga sering dikategorikan masuk ke spesies lain yaitu channa kelaartii. Kemiripan spesies channa satu sama lain memang kadang sering membingungkan para ilmuwan.
Kompleksitas inilah yang menjadi misteri utama, sehingga banyak jenis channa yang sudah diperjualbelikan di pasaran, tapi belum punya nama ilmiah resmi. Jenis seperti channa fire and ice sampai sekarang belum diidentifikasi secara ilmiah.
Habitat & Karakteristik:
Channa orientalis secara alami menghuni aliran air yang teduh di wilayah barat daya Sri Lanka. Spesies ini cenderung hidup di sekitar perairan yang memiliki vegetasi yang lebat, seperti sungai-sungai yang tenang dan kolam-kolam yang rimbun. Meskipun ada klaim penyebarannya di negara-negara lain, informasi yang lebih akurat mengindikasikan bahwa ikan ini adalah endemik Sri Lanka.
Makanan:
Channa orientalis adalah pemangsa yang tangguh di alam liar, dan makanan utamanya meliputi serangga, krustasea, dan invertebrata lainnya. Dalam akuarium, makanan hidup dan beku seperti larva serangga, cacing darah (chironomid larvae), serta makhluk amfibi menjadi pilihan yang baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Sebagai tambahan, ikan ini juga bisa diberi makan makanan kering berkualitas yang sesuai dengan ukurannya.
Temperamen:
Layaknya jenis channa lainnya, ikan ini tidak akan akur jika disatukan dengan jenis ikan yang berbeda jenis atau pun dengan sesama channa. Lebih baik memelihara channa secara soliter guna melatih mentalnya agar tetap tangguh selayaknya di alam liar. Memelihara channa dengan jenis lain tidak dianjurkan karena keduanya pasti akan dirugikan. Channa-nya bakal stress dan jenis ikan lainnya bisa berpotensi menjadi mangsa sang predator.
Kesimpulan:
Mereka dalah spesies ikan air tawar yang menarik dengan bentuk tubuh yang khas dan karakteristik yang unik. Habitat alaminya meliputi berbagai perairan di Asia Tenggara, dan ikan ini memiliki temperamen yang agresif. Meskipun memerlukan perhatian khusus dalam pemeliharaan, keindahan dan keunikan ikan ini membuatnya menjadi pilihan menarik bagi penghobi ikan hias yang berpengalaman. Sejauh ini, belum ada kabar masuknya channa orientalis ke pasar lokal.