Ikan Koki Naik Daun, Channa dan Cupang Ketar-ketir?

Sekitar 1 bulan yang lalu, yaitu tepatnya hari Kamis 12 Agustus kemarin, ikan Koki laris menjadi buruan masyarakat Jombang. Apa yang sebenernya terjadi? Ikan Koki seolah tak mau kalah menunjukkan tahtanya di ikan hias. Ikan warna-warni yang berbentuk ‘gembul’ ini digemari masyarakat.

Beberapa Youtuber kondang seperti Indo Exotic Pets sampai Mata Kamera Putra mulai getol membahas ikan Koki. Dan Youtuber lainnya juga membahasnya. Bahkan akhir-akhir ini pun Youtuber Iqbalizda juga mulai keracunan ikan Koki. Keracunan di sini, dalam arti, mulai demen dengan ikan Koki. Bahkan mungkin aku pribadi pun juga mulai suka ikan yang warna-warni ini.

Atau kamu juga ngalamin hal yang sama. Dari yang awlanya kamu merasa ikan Koki biasa aja, kini mulai merasa, “wah lucu dan imut juga yaa kalau memelihara ikan Koki”. Nggak Cuma pelihara sendiri, bahkan kamu mulai ngeracunin temen-temen di sekitar kamu buat pelihara ikan Koki juga.

Kok bisa tahu naik?

Naiknya ikan Koki ternyata bukan sekedar ‘perasaan’ doang. Tapi memang didasari pada naiknya pencarian ikan Koki selama 5 tahun terakhir berdasarkan Google Trend. Kalau kamu liat, Nampak pencarian ikan Koki begitu melejit naik, terutama di masa-masa pandemic seperti sekarang ini.

Kejadian ini mirip banget dengan fenomena ikan Cupang yang kita rasakan sebelumnya. Dimana tiba-tiba ikan Cupang meledak dan diliput di berbagai media bahkan di kalangan Youtuber hingga artis.

Popularitas ikan Cupang pun melonjak cukup tajam. Kamu pernah liat nggak sih yang waktu itu ikan Cupang Blue Rim yang awalnya harganya sekitar 25 ribuan aja, tiba-tiba harganya naik drastis menjadi jutaan rupiah.

Pada saat itu, pas kamu mau beli ikan Cupang yang hargnya naik drastis, juga merasa, “wah mahal juga ya”. Sekarang pun gaung dari ikan Cupang, seolah sudah mulai sirna.

Ini mungkin sama seperti seorang anak sekolah yang awalnya ranking 1 di kelas, tiba-tiba jadi turun rankingnya karena mungkin terlalu banyak main game.

Meskipun ada juga yang bilang, “yaaa ini hanya kembali ke kondisi normal aja, bukan dunia ikan Cupang yang sampai hancur lebur.” Memang benar kalau memang hobinya sudah ikan Cupang, mau industrinya seperti apapun, ia bakal tetap berada di sana.

Ikan Cupang pun dari yang awalnya naik drastis, kemudian turun dengan sangat cepat, kini masih proses mencari kestabilannya kembali. Di sisi lain, jika kita melihat dunia ikan Channa, bisa jadi mengalami hal yang serupa.

Channa alami hal serupa?

Ikan Channa atau mungkin biasa kita sebut sebagai ikan Gabus, saat pandemi, tiba-tiba popularitasnya naik. Ikan Gabus yang awalnya konsumsi, pindah berada di meja kompetisi.

Kenaikan harga ikan Channa pun nggak main-main, ada yang sampai 10 juta, 20 juta, bahkan 40 jutaaan rupiah. Ini tentu sesuatu yang sangat gila. Imej ikan gabus yang untuk dimakan berubah jadi ikan hias.

Tapi sayangnya beberapa rumor dan kabar burung, juga mengatakan kalau harga ikan Channa mulai jeblok. Salah satu contohnya ikan Channa Auranti yang dulu terkesan mahal, mungkin hargnaya 600 ribuan atua lebih, tiba-tiba sudah ada yang anakan dan harganya pun 75 ribu rupiah.

Turun sangat jauh dari yang awalnya 600 ribu rupiah. Meski sebenernya tidak bisa terlalu dibandingkan apple to apple sih mengingat harga yang dibandingkan adalah untuk ukuran yang berbeda.

Walau jatuhnya harga ikan Channa masih jadi kabar burung, bisa jadi itu suatu peringatan supaya dunia ikan Channa tidak mengalami hal yang sama seperti ikan Cupang.

Lantas, bagaimana dengan ikan Koki yang kini nasibnya persis seperti ikan Cupang dan Chanan di awal-awal, yaitu popularitasnya yang melonjak naik? Kita coba Tarik mundur sebentar 1000 tahun yang lalu.

Awal mula ikan Koki

Pertama kali ikan dengan nama latin Carassius auratus ini dikembangbiakkan 1000 tahun yang lalu kekaisaran Cina. Hingga sekarang menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Termasuk ke berbagai sudut kota hingga pedesaan di Indonesia. Kalau kamu berjalan di daerah kamu tinggal, kamu mungkin pernah melihat ada penjual ikan koki dengan gerobak. Atau mungkin bisa kita katakan sebagai penjual keliling.

Apalagi di tengah hiruk-pikuknya pasar ikan hias di daerah kamu masing-masing. Mulai dari pasar ikan Jatinegara, Peta, Parung, Gunung Sari, dan masih banyak lagi yang nggak mungkin aku sebutin satu per satu.

Ikan Koki jadi pilihan yang tepat baik itu penghobi lama, ataupun penghobi baru yang emang baru kepincut memelihara ikan semenjak pandemi.

Perawatannya yang cenderung mudah juga membuat akses ke penghobi dengan budget terbatas pun mampu untuk merawat ikan Koki juga. Harga ikan Koki yang kamu temui juga bervariasi kan?

Dari ikan Koki yang harganya 20 ribu, 50 ribu, 100 ribu, 500 ribu, hingga jutaan rupiah. Tentu itu semua juga bergantung dari jenis, kualitas, ukuran, dan kondisi dari ikan Koki itu sendiri. Yang jelas, dengan banyaknya pilihan harga, hamper semua orang bisa memiliki ikan koki.

Pada saat awal-awal pelihara ikan Koki pun mungkin kita, termasuk aku, mulai dari ikan Koki yang murah-murah dulu. Yahh sekitar 20 ribu 50 ribu rupiah. Baru kemudian bertahap naik ke kualitas atau jenis yang lebih bagus lagi.

Perjalanan ikan Koki masih panjang

Jelas perjalanan ikan Koki masih Panjang, dan beberapa bisikan juga bilang kalau mulai banyak yang beralih masuk ke dunia ikan Koki ini. Otomatis persaingan pun menjadi benar-benar keras dan sesak.

Apakah harga ikan Koki juga bakal jadi hancur seperti Cupang dan Channa? Belum bisa kita jawab sekarang, karena masih terlalu awal untuk kita bisa simpulkan.

Jadi dunia ikan Koki yang sedang naik daun ini tentu harus dibarengi dengan persaingan yang sehat, saling support satu sama lain, dan kekompakan antar komunitas. Karena balik lagi, sebuah industry, termasuk insutri dunia ikan Koki, kalau mau berkelanjutan tidak bisa dipikul sendiri atau bahkan dimonopoli sepihak. Semoga harapannya dunia ikan Koki bisa terus maju. Kalau menurutmu gimana? Apakah ikan Koki bakal terus naik dan stabil?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *